Saat ini saya sedang duduk di lounge Bandara Sydney menunggu penerbangan lanjutan ke Darwin setelah tadi dari Adelaide. Saya berada di Adelaide sejak 5 Feb 2011, pertama-tama untuk menghadiri PhD Student Workshop sampai 8 Feb dan kemudian menghadiri 2011 Science Exchange 2011 sejak 2011. Science Exchange merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Cooperative Research Centre for National Plant Biosecurity, yang selama ini mendukung penelitian PhD saya, sebagai ajang tukar informasi antara lembaga penelitian dan industri. Pada Science Exchange kali ini saya menjadi pembicara keempat sesi pertama pada hari pertama. Makalah yang saya presentasikan berjudul: Biosecurity Governance: Negotiating Citrus Biosecurity with Loval Governments and Communities in West Timor, Indonesia (Tatakelola Ketahanan Hayati: Menegosiasi Ketahanan Hayati Jeruk dengan Pemerintah dan Masyarakat Lokal di Timor Barat, Indonesia).
Pada malam penutupan, saya sanagat kaget karena penelitian saya dinominasikan untuk kategori penelitian terbaik karena keberanian melawan arus kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat, kemampuan menunjukkan bukti keberadaan CVPD, kemampuan membangun dukungan jaringan nasional dan internasional, dan kemampuan menggalang dukungan akar rumput. Sayang, ketika pemenang diumumkan, saya harus menerima kalah dari penelitian lain yang diketuai oleh seorang profesor Australia. Saya tidak perlu sedih, karena dinominasikan saja sudah merupakan penghargaan terhadap jerih payah saya selama ini, sampai harus dikatakan sebagai peneliti yang tidak qualified oleh seorang Kepala Dinas (mudah-mudahan Bapak Kepala Dinas yang hebat itu sempat membaca tulisan ini, salam untuk Bapak dari peneliti yang pernah Bapak katakan di koran sebagai peneliti yang tidak qualified dan yang jelek-jelek lainnya, ini oleh-oleh yang saya tulis dari Bandara Sydney juga untuk Bapak).
Pada malam penutupan, saya sanagat kaget karena penelitian saya dinominasikan untuk kategori penelitian terbaik karena keberanian melawan arus kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat, kemampuan menunjukkan bukti keberadaan CVPD, kemampuan membangun dukungan jaringan nasional dan internasional, dan kemampuan menggalang dukungan akar rumput. Sayang, ketika pemenang diumumkan, saya harus menerima kalah dari penelitian lain yang diketuai oleh seorang profesor Australia. Saya tidak perlu sedih, karena dinominasikan saja sudah merupakan penghargaan terhadap jerih payah saya selama ini, sampai harus dikatakan sebagai peneliti yang tidak qualified oleh seorang Kepala Dinas (mudah-mudahan Bapak Kepala Dinas yang hebat itu sempat membaca tulisan ini, salam untuk Bapak dari peneliti yang pernah Bapak katakan di koran sebagai peneliti yang tidak qualified dan yang jelek-jelek lainnya, ini oleh-oleh yang saya tulis dari Bandara Sydney juga untuk Bapak).
Mantaps Broo Info nya.
BalasHapusGue demen bgt. Sukses ya Broo . . .