Selamat Datang

Belajar Kebijakan Perlindungan Tanaman adalah blog baru yang dibuat untuk mendukung mahasiswa Faperta Undana mempelajari mata kuliah Kebijakan Perlindungan Tanaman. Pada saat ini blog belum selesai dikerjakan sehingga hanya menyedaiakan fitur layanan secara terbatas. Silahkan kunjungi blog lama untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan yang akan diberikan melalui blog baru ini.

Pemberitahuan Registrasi Mahasiswa

Seluruh mahasiswa peserta kuliah Kebijakan Perlindungan Tanaman semester genap tahun 2018/2019 wajib melakukan registrasi mata kuliah secara daring (online) dan memeriksa hasil registrasi. Lakukan registrasi dengan menggunakan nama yang sesuai dengan nama pada saat melakukan registrasi mahasiswa Undana. Mahasiswa yang tidak melakukan registrasi tidak akan memperoleh nilai akhir semester. Registrasi dilakukan selambat-lambatnya sampai pada 12 April 2019.

Pemberitahuan Ujian Akhir Semester

Ujian Akhir Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019 diselenggarakan secara daring (online) pada Senin, 17 Juni 2019. Silahkan mengakses tayangan mengenai Ujian Akhir Semester untuk membaca soal dan pertanyaan ujian serta mengunggah Lembar Jawaban Ujian serta memeriksa untuk memastikan bahwa Lembar Jawaban Ujian yang diunggah sudah masuk.

Pemberitahuan Kuliah Daring 1

Kuliah pada Jumat, 5 April 2019 dengan materi 4.1. Pengendalian Hama Terpadu sebagai Perlindungan Tanaman yang Bersifat Sektoral yang disepakati untuk dialihkan menjadi pada Rabu, 10 April 2019 tidak dapat dilaksanakan secara tatap muka karena dosen bertugas ke luar kota. Sebagai bagian dari pengembangan sistem perkuliahan blended learning, kuliah akan dilaksanakan secara daring. Silahkan baca materi kuliah sampai benar-benar mengerti dan kemudian klik Formulir Mengikuti Perkuliahan Daring, jawab setiap pertanyaan, dan klik tombol kirim untuk memasukkan formulir. Untuk memastikan bahwa formulir yang dikirimkan telah benar-benar masuk, silahkan lakukan pemeriksaan hasil pengiriman formulir. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan daring wajib menandatangani daftar hadir dan mengirimkan file foto daftar hadir yang sudah ditandatangani oleh semua mahasiswa yang hadir.

Pemberitahuan Kuliah Daring 2

Kuliah yang dijadwalkan pada Rabu, 1 Mei 2019 tidak dapat dilaksanakan karena libur Hari Buruh Internasional. Untuk menggantikan, kuliah pada hari tersebut dilaksanakan secara daring pada Senin, 6 Mei 2019 pukul 16.00 WITA untuk mendiskusikan materi 5.1. Pengelolaan Program Perlindungan Tanaman: Daur Pengelolaan Program. Silahkan baca dan diskusikan materi kuliah sampai benar-benar mengerti dan kemudian klik Formulir Mengikuti Perkuliahan Daring, jawab setiap pertanyaan, dan klik tombol kirim untuk memasukkan formulir. Untuk memastikan bahwa formulir yang dikirimkan telah benar-benar masuk, silahkan lakukan pemeriksaan hasil pengiriman formulir. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan daring wajib menandatangani daftar hadir dan mengirimkan file foto daftar hadir yang sudah ditandatangani oleh semua mahasiswa yang hadir. Formulir Mengikuti Perkuliahan Daring harus sudah masuk selambat-lambatnya pada Selasa, 7 Mei 2019 pukul 18.00 WITA.

PemberitahuanKuliah Daring 3

Untuk menggantikan kuliah yang dijadwalkan pada Jumat, 17 Mei 2019 yang tidak dapat dilaksanakan secara tatap muka luring maka dilaksanakan perkuliahan daring pada Kamis, 23 Mei 2014 mulai pada pukul 16.00 WITA dengan materi kuliah 5.3. Pengelolaan Program Perlindungan Tanaman: Evaluasi, Perenungan/Pembelajaran, dan Penyerahan Program. Silahkan baca dan diskusikan materi kuliah sampai benar-benar mengerti dan kemudian klik Formulir Mengikuti Perkuliahan Daring, jawab setiap pertanyaan, dan klik tombol kirim untuk memasukkan formulir. Untuk memastikan bahwa formulir yang dikirimkan telah benar-benar masuk, silahkan lakukan pemeriksaan hasil pengiriman formulir. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan daring wajib menandatangani daftar hadir dan mengirimkan file foto daftar hadir yang sudah ditandatangani oleh semua mahasiswa yang hadir. Formulir Mengikuti Perkuliahan Daring harus sudah masuk selambat-lambatnya pada Jumat, 24 Mei 2019 pukul 18.00 WITA.

Pemberitahuan Softskill

Mahasiswa peserta kuliah Kebijakan Perlindungan Tanaman Semester Genap Tahun 2018/2019 yang sudah melakukan registrasi mata kuliah wajib menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan di dalam kotak di bawah setiap materi kuliah yang disampaikan oleh dosen Ir. I Wayan Mudita, M.Sc., Ph.D. Komentar dan/atau pertanyaan yang diajukan dibatasi pada komentar dan/atau pertanyaan yang berkaitan dengan isi setiap tulisan. Komentar dan/atau pertanyaan yang diajukan tersebut akan disalin dan ditempel ke dalam Lembar Penilaian Softskill yang pada akhir perkuliahan wajib dilaporkan denganmenggunakan Lembar Pelaporan Softskill untuk digunakan sebagai dasar penilaian softskill.

Pemberitahuan Tugas

Mahasiswa peserta kuliah Kebijakan Perlindungan Tanaman semester genap 2018/2019 wajib mengerjakan Tugas. Silahkan periksa Halaman Tugas untuk mengerjakan Tugas 1 dan Tugas 2 lalu memasukkan Laporan Tugas sesuai dengan tanggal tenggat yang telah ditetapkan.

Senin, 05 Mei 2014

Apa Itu FGD dan Bagaimana Cara Melaksanakannya dalam Merancang Program Perlindungan Tanaman yang Transformasional?

Print Friendly and PDF
FGD merupakan singkatan dari focus group discussion, bahasa Indonesianya adalah diskusi kelomok fokus. Tapi FGD itu sebenarnya apa? Istilah ini terdiri atas dua bagian, yaitu kelompok fokus dan diskusi. Kelomok fokus merupakan kelompok yang terdiri atas orang-orang yang dipandang mempunyai kaitan dengan suatu masalah. Dalam hal ini masalah menjadi fokus dalam pembentukan kelompok dan dalam pepalksanaan diskusi. Masalah yang digunakan sebagai fokus bisa sangat bermacam-macam, tetapi dalam satu FGD, dibatasi pada satu masalah sehingga diskusi bisa berlangsung dengan benar-benar terfokus. Mirip dengan FGD adalah wawancara kelompok fokus (focus group interview, FGI). FGI dan FGD berbeda terutama dalam hal arus informasi, dalam FGI berlangsung searah sedangkan dalam FGD dua arah. Tulisan ini memaparkan pelaksanaan FGD untuk merancang program perlindungan tanaman dengan pendekatan kerangka kerja logis (LFA).

Untuk melaksanakan FGD, pertama-tama perlu dipikirkan siapa-siapa yang harus dilibatkan. Siapa-siapa yang akan dilibatkan tersebut sangat bergantung pada karakteristik program yang dirancang, yaitu program untuk mengatasi masalah perlindungan tanaman seperti apa, siapa yang akan melaksanakan program, siapa yang akan mempengaruhi pelaksanaan program, dan siapa yang akan menerima dampak program (dampak positif maupun negatif). Dengan mempertimbangkan karakteristik program tersebut kemudian diidentifikasi kelompok-kelompok pemangku kepentingan. Misalnya, untuk melaksanakan program pengendalian Chromolaena odorata, kelompok-kelompok pemangku kepentingan dapat mencakup dinas pertanian tanaman pangan, dinas peternakan, badang lingkungan hidup daerah, pemerintah kecamatan, pemerintah desa/kelurahan, LSM, kelompok tani tanaman pangan, kelompok peternak, pemimpin adat, ibu dan anak, pedagang perantara, dan pedagang sarana produksi pertanian. Selanjutnya, setelah kelompok pemangku kepentingan diidentifikasi, ditentukan kepentingan setiap kelompok dan besar pengaruh kepentingan tersebut terhadap pelaksanaan program. Jenis dan besar kepentingan setiap kelompok tersebut dijadikan dasar untuk menentukan secara proporsional jumlah orang yang akan mewakili setiap kelompok sebagai anggota kelompok fokus.

Selanjutnya perlu ditentukan tema yang akan menjadi fokus diskusi. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, FGD dilaksanakan untuk mendiskusikan hanya satu tema. Juga sudah disebutkan sebelumnya bahwa untuk merancang program perlindungan tanaman diperlukan identifikasi pemangku kepentingan, identifikasi masalah, identifikasi tujuan, dan penentuan strategi perlindungan tanaman. Dalam kaitan dengan tujuan tersebut, FGD dilaksanakan dalam 4 sesi, masing-masing sesi dengan tujuan tersebut sebagai tema. Namun perlu pula diingat bahwa perancangan program perlindungan tanaman dilakukan dengan berdasarkan pada paradigma pembangunan transformasional. Oleh karena itu, tema-tema tujuan tersebut perlu disaling-silangkan dengan tema-tema pembangunan transformasional yang mencakup: kepedulian terhadap lingkungan hidup, kepedulian terhadap gender dan anak, pengembangan kerjasama dan kebersamaan, orientasi pada harapan dan masa depan, serta keberlanjutan pengelolaan program. Tema-tema pembangunan transformasional tersebut perlu tercermin dalam komposisi kelompok fokus dan dalam pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemandu kepada peserta FGD.

Disaling-silangkan maksudnya apa? Ketika mengidentifikasi kepentingan para pemangku kepentingan, pemandu FGD tentu tidak boleh langsung bertanya, siapa-siapa yang setuju dan siapa-siapa yang menentang program. Pemandu FGD menanyakan kepentingan para pemangku kepentingan secara tidak langsung, misalnya pendapat mereka mengenai dampak Chromalena odorata terhadap pertanian dan peternakan, terhadap pekerjaan kaum perempuan dan anak, apakah ada yang sudah melakukan pengendalian dan kalau sudah, apakah dilakukan sendiri-sendiri atau bersama, bagaimana kehidupan mereka sebelum terjadi invasi, kehidupan mereka sekarang, dan kehidupan anak-anak mereka nanti bila Chromolaena odorata dibiarkan tanpa dikendalikan. Kemudian juga ditanyakan, bila akan ada program pengendalian Chromolaena odorata, bagaimana pendapat mereka, bagaimana mereka akan berperan serta, dan apa yang mereka harapkan. Hal yang sama juga dilakukan pada saat memandu FGD identifikasi masalah, FGD identifikasi tujuan, dan FGD pemilihan strategi.

Untuk menjadi pemandu FGD diperlukan penguasaan masalah yang akan didiskusikan dalam FGD. Misalnya, untuk memandu FGD mengenai masalah Chromolaena odorata, diperlukan orang yang menguasai apa itu Chromolaena odorata, penyebaran gulma tersebut, faktor-faktor yang mendukung terjadinya penyebaran, dan apa dampak yang ditimbulkan oleh invasi gulma tersebut pada berbagai sektor pembangunan. Oleh karena itu, pemandu perlu membaca banyak pustaka mengenai gulma tersebut. Selain itu, pemandu juga perlu menguasai berbagai dimensi pembangunan transformasional sehingga juga perlu membaca pustaka mengenai hal itu. Tapi lebih dari itu, pemandu harus mempunyai kepekaan kapan harus memotong pembicaraan orang tanpa menyinggung orang yang sedang berbicara. Kemampuan ini sangat penting untuk mencegah diskusi menjadi keluar dari tema yang sedang didiskusikan. Dan tentu saja, pemandu harus pula bisa menempatkan diri bukan sebagai orang yang paling berkuasa, melainkan sebagai pendengar yang mampu menghidupkan suasana diskusi.

Pemandu diskusi perlu didampingi pleh seorang pendamping yang mempersiapkan pelaksanaan diskusi, mencatat proses dan hasil diskusi, merekam proses diskusi dengan menggunakan perekam suara atau video, mengumpulkan gambar pohon masalah dan pohon tujuan yang sudah digambar oleh peserta pada kertas yang disediakan, dsb. Seorang pendamping pemamndu FGD juga harus menguasai masalah yang didiskuiskan dan dimensi pembangunan transformasional, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan teknis untuk mengelola dan menyiapkan hasil diskusi ke dalam bentuk yang siap digunakan untuk menyusun laporan. Misalnya, seorang pendamping harus mengetahui apa yang harus dicatat, harus mampu mengorganisasikan file rekaman, harus tahu cara mentranskripsi rekaman, dan harus bisa mengubah pohon masalah dan pohon tujuan ke dalam format elektronik. Dia bisa meminta bantuan pihak lain, tetapi setidak-tidaknya dia harus tahu apa yang perlu dikerjakan pada saat mendampingi pemandu FGD.

Untuk melaksanakan FGD diperlukan pemilihan tempat, penjadwalan waktu, dan pengelolaan akomodasi. Sebagai tempat, sebaiknya dipilih desa yang mudah diakses oleh sebagian besar peserta dan kemudian dihubungi kepala desa yang terpilih sebagai lokasi. Penjadwalan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kesibukan sebagian besar peserta, khususnya peserta yang mewakili masyarakat. Setelah tempat dan jadwal ditetapkan, selanjutnya perlu disampaikan undangan kepada para peserta. Karena FGD akan dilakukan dalam beberapa sesi, diperlukan pengaturan akomodasi. Selain itu, yang terpenting adalah penataan ruangan diskusi yang memungkinkan peserta merasa nyaman dan dapat mengemukakan pendapat secara terbuka. Untuk mengatur semua ini, pelaksanaan FGD memerlukan dukungan panitia pelaksana sehingga FGD dapat berlangsung dengan lancar.

Kelancaran pelaksnaan FGD sangat menentukan keberhasilan perancangan program dengan pendekatan kerangka kerja logis. Kedengarannya sederhana, tetapi pelaksanaan FGD sering kali tidak semudah yang diperkirakan. Ini dapat merupakan kendala mengapa perancangan program perlindungan tanaman tidak selamanya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis. Selain itu, untuk program-program perlindungan tanaman yang memperoleh pendanaan APBN, sering terjadi program turun semata-mata sebagai hasil negosiasi anggaran, bukan negosiasi program. Lagipula, negosiasi anggaran dilaksanakan oleh orang yang tidak benar-benar memahami permasalahan. Dan akhirnya, apabila instansi pemerintah tidak mempunyai orang yang memahami proses perencanaan program dengan pendekatan kerangka kerja logis, pelaksanaannya tentu saja tidak akan optimal. Oleh karena itu maka pada matakuliah ini diperkenalkan perancangan program dengan pendekatan tersebut, sekaligus untuk memperkenalkan apa itu tatakelola yang baik (good governance) dalam bidang perlindungan tanaman.

19 komentar:

  1. Dalam melaksanakan FGD (focus group discussion) hal pertama yang dilakukan adalah menentukan siapa-siapa yang terlibat. Sebab yang akan dilibatkan tersebut sangat bergantung pada karakteristik program yang dirancang. Dalam pelaksanaan FGD kendala-kendala apa saja yang sulit dipecahkan dan ketika ada perbedaan pendapat antara peserta FGD hal apa yang dilakukan oleh pemandu diskusi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. FGD dilakukan bukan untuk menyamakan pendapat (bahasa pemerintah), melainkan untuk mengidentifikasi berbagai pendapat berbeda yang terdapat di masyarakat. Oleh karena itu, pemandu FGD harus mampu mengelola perbedaan pendapat yang timbul pada saat memandu FGD sehingga FGD dapat berlangsung dengan aman.

      Hapus
  2. FGD merupakan singkatan dari focus group discussion, bahasa Indonesianya adalah diskusi kelomok fokus. Dalam melaksanakan FDG yang harus dipikirkan terlebih dahulu adalah siapa-siapa yang harus dilibatkan, diperlukan pemilihan tempat, penjadwalan waktu, dan pengelolaan akomodasi. Tujuan pelaksanaa FGD adalah untuk mendiskusikan hanya satu tema. Dalam melaksanakan FDG harus ada pemandu, namun pemandu FGD tentu tidak boleh langsung bertanya. Dan Kelancaran pelaksnaan FGD sangat menentukan keberhasilan perancangan program dengan pendekatan kerangka kerja logis.

    BalasHapus
  3. Dalam FGD hal-hal utama yang perlu diperhatikan adalah menghimpun mereka yang mempunyai kepentingan yang sama dalam merancang dan melaksanakan program, sehingga mereka memiliki satu tujuan yang sama dalam melaksanakan program yang dijalankan. Begitu juga dengan orang yang menjadi pemandu FGD, haruslah orang yang sudah berpengamalan dibidang itu, dapat memandu jalannya diskusi dan menguasai permasalahan yang akan didiskusikan oleh FGD. Kelancaran FGD berpengaruh pada keberhasilan dari pendekatan kerangka kerja logis yang dibuat bersama.

    BalasHapus
  4. Untuk melaksanakan FGD, pertama-tama perlu dipikirkan siapa-siapa yang harus dilibatkan. Yang menjadi pertanyaan saya : siapa yang akan menentukan orang-orang yang dilibatkan, apakah pemerintah atau pihak lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang menentukan peserta FGD adalah pihak yang merencanakan program perlindungan tanaman

      Hapus
  5. FGD merupakan singkatan dari focus group discussion yang berarti diskusi kelompok fokus. Dalam FGD ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu siapa saja yang harus dilibatkan dalam melaksanakan program tersebut. pertanyaan saya adalah: bagaimana peran pemerintah dalam melaksanakan program ini?

    BalasHapus
  6. Pada program FGD adalah singkatan dari bahasa inggris (focus group discussion), yang mempunyai arti diskusi kelompok fokus. Namun dalam penggunaan program FGD ada beberapa hal utama yang diperhatikan yakni siapa yang dilibatkan untuk menjadi pemandu dalam penggunaan program FGD ini.

    BalasHapus
  7. Menurut saya FGD merupakan sustu program yang sangat bermanfaat dan membantu dalam memecahkan masalah karena dalam FGD yang dituju adalah focus pada masalah untuk itu yang pertama-tama dilakukan siapa-siapa yang harus dilibatkan! hal ini bergantung pada karakteristik program yang dirancang.Selanjutnya perlu menentukan tema acara yang akan menjadi focus dalam diskusi dan kapan acara diskusi tersebut diselenggarakan.Semuanya itu dilihat dari waktu,tempat dan pengelolaan akomodasi yang telah ditetapkan oleh panitia penyelenggara diskusi.Kemudian dalam FGD harus ada seorang pemandu yang menguasai materi yang akan dibahas dan dibantu oleh seorang pendamping agar saat dilaksanakan program FGD tidak ada keterhambatan seperti adanya kesalahan komunikasi dalam diskusi.

    BalasHapus
  8. FGD atau diskusi kelompok fakus, merupakan diskusi yang dilaksanakan dengan maksut untuk mengumpulkan masalah dan merangkainya dalam perencaan program perlintan yang mana perencanaan program perlintannya dirangkai atau di dasarkan dari pendekatan kerangka kerja logis, namun untuk menyusun kerangka kerja logis tidaklah mudah kerena hal-hal atau masalah yang timbul dalam pelaksanaan diskusih,pelaksanaan diskusi di pimpin oleh seorang pemandu serta pendampingnya.
    Dalam pelaksanaan FGD hanya dibahas 1 tema, misalnya pengendalian kirinyu. Hal ini di maksutkan agar dalam pelaksanaan diskusi peserta lebih terfokus pada masalah yang sedang dibahas. Menurut bapa bagaimana jika disuatu daerah terdapat 2 atau 3 masalah seperti ledakan gulma kirinyu, hama belalang dan penyakit CVPD, apakan dengan menggunakan FGD sebagai dasar yang di gunakan untuk mengendalikan ketiga masalah diatas akan efisien dan bagaimana jika ketiga masalah diatas dibahas secara terpisah maka akan memakan waktu, tenaga dan tentu saja biaya….?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tema dalam FGD dapat merupakan gabungan beberapa masalah perlindungan tanaman sehingga untuk tujuan efisiensi, masalah ketiga OPT tersebut tidak perlu dibahas sendiri-sendiri. Untuk menggabungkan ketiga masalah OPT tersebut ke dalam satu FGD, perlu terlebih dahulu diidentifikasi satu tema gabungan yang mencakup ketiga masalah OPT tersebut.

      Hapus
  9. FGD merupakan Focus group discussion atau dalam bahasa indonesianya adalah diskusi kelompok diskusi.FGD juga terdiri atas dua bagian yaitu kelompok focus dan diskosi.FGD sangat sekali mirip dengan wawancara kelompok fokus (Focus group interview,FGI) untuk melaksanakan FGD pertama –tama yang dipikirkan yaitu siapa –siapa yang terlibat angsung dalam kegiatan FGD tersebut,selanjutnya harus ditentukan tema yang akan menjadi fokus diskusi

    BalasHapus
  10. Dalam FGD hal-hal utama yang perlu diperhatikan yaitu menghimpun mereka yang mempunyai kepentingan yang sama dalam merancang dan melaksanakan program, sehingga mereka memiliki satu tujuan yang sama dalam melaksanakan program yang dijalankan. Pelaksanaan FGD memerlukan pemandu yang bukan hanya menguasai bidang permasalahan, tetapi juga harus menguasai teknik-teknik FGD yang tepat. Menurut saya hal tersebut sangat baik karena tentunya dapat memberikan hasil yang optimal.

    BalasHapus
  11. FGD merupakan singkatan dari focus group discussion, bahasa Indonesianya adalah diskusi kelompok fokus untuk membahas suatu masalah, Masalah yang digunakan sebagai fokus bisa sangat bermacam-macam, tetapi dalam satu FGD dibatasi pada satu masalah sehingga diskusi bisa berlangsung dengan benar-benar terfokus. Untuk melaksanakan FGD, pertama-tama perlu dipikirkan siapa-siapa yang harus dilibatkan. Selanjutnya perlu ditentukan tema yang akan menjadi fokus diskusi. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, FGD dilaksanakan untuk mendiskusikan hanya satu tema.

    BalasHapus
  12. Dalam FGD sangat dibutuhkan adanya pendapat – pendapat dari peserta FGD yaitu kelompok – kelompok pemangku kepentingan. Adanya peran aktif dari setiap peserta FGD sangat membantu dalam kelancaran pelaksanaan program sesuai dengan tema yang dibahas sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan pokok permasalahan, tujuan yang akan dicapai dan strategi yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan. Seorang yang ingin menjadi pemandu FGD harus dapat mengusai permasalahan yang didiskusikan dan mampu menghidupkan suasana diskusi, sehingga semakin banyak masukan dari peserta FGD yang dapat membantu pendamping pemandu diskusi dalam mengambil kesimpulan dari hasil diskusi.

    BalasHapus
  13. Dalam satu FGD (focus group discussion) atau diskusi kelompok fokus hanya dibatasi pada satu masalah. Hal ini bertujuan agar diskusi bisa berlangsung dengan benar-benar terfokus. Dalam FGD, setiap peserta FGD diminta untuk menyampaikan masalah yang merupakan masalah paling mendesak bagi mereka masing-masing untuk dijadikan sebagai masalah prioritas. Dalam pelaksanaan FGD, yang harus dipikirkan pertama kali yaitu siapa-siapa yang harus dilibatkan yang sangat bergantung pada karakteristik program yang dirancang. Dengan mempertimbangkan karakteristik program tersebut kemudian diidentifikasi kelompok-kelompok pemangku kepentingan. Selanjutnya, setelah kelompok pemangku kepentingan diidentifikasi, ditentukan kepentingan setiap kelompok dan besar pengaruh kepentingan tersebut terhadap pelaksanaan program.
    Dalam pelaksanaan FGD diperlukan pemilihan tempat, penjadwalan waktu, dan pengelolaan akomodasi serta harus ada pemandu FGD. Seorang pemandu FGD harus benar-benar menguasai bidang permasalahan yang didiskusikan dan juga harus menguasai teknik-teknik FGD yang tepat. Seorang pemandu FGD juga harus mempunyai kepekaan kapan harus memotong pembicaraan orang tanpa menyinggung orang yang sedang berbicara. Dan tentu saja, pemandu harus pula bisa menempatkan diri bukan sebagai orang yang paling berkuasa, melainkan sebagai pendengar yang mampu menghidupkan suasana diskusi.

    BalasHapus
  14. Agustinus Samon Beda14 Juni 2014 pukul 20.30

    FGD merupakan kegiatan dibuat untuk menyelesaikan suatu persoalan secara tuntas .untuk melaksanakan FGD perlu dilakukan persiapan seperti siapa-siapa yang harus dilibatkan. Siapa-siapa yang akan dilibatkan tersebut sangat bergantung pada karakteristik program yang dirancang, yaitu program untuk mengatasi masalah perlindungan tanaman seperti apa, siapa yang akan melaksanakan program, siapa yang akan mempengaruhi pelaksanaan program, dan siapa yang akan menerima dampak program (dampak positif maupun negatif).dilihat dari persiapan yang ada dibutukan orang yang benar-benar mempunyai kealihan dalam melaksanakan FGM agar permasalahan yang difokuskan dapat dapt diselesaikan.

    BalasHapus
  15. Salam kenal.
    Mantaps Broo Info nya.
    Gue demen bgt.
    Sukses ya Broo . . . and GBU yaa.

    BalasHapus
  16. Salam kenal.
    Mantaps Broo Info nya.
    Gue demen bgt.
    Sukses ya Broo . . . and GBU yaa.

    BalasHapus

Untuk menyampaikan komentar, silahkan ketik dalam kotak di bawah ini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...